Sabtu, 20 April 2013

Google Mungkinkan Pengguna Wariskan Data Digital




JAKARTA -- Apa yang terjadi jika kita yang begitu aktif di Internet meninggal dunia?  Tak ada yang bisa menjawab, tapi Google menawarkan sebuah solusi.

Solusinya adalah Inactive Account Manager. Ini adalah fitur baru yang dirancang untuk mengelola aset-aset Google Anda, apakah itu email Gmail atau dokumen-dokumen pada Google Drive Anda manakala Anda meninggal dunia (Google menyebutnya 'tidak aktif lagi').

Para pengguna bisa merekayasa pilihan-pilihannya pada seting dan bisa menentukan apakah data mereka dihapus setelah priode tertentu masa 'tak aktif lagi' yang bisa sampai 12 bulan, atau mereka meminta kontak-kontak terpilih untuk mewariskan data mereka.

"Kami berharap fitur baru ini membuat Anda bisa merancang kehidupan digital setelah mati dan membuat hidup lebih mudah untuk orang-orang yang Anda kasihi setelah Anda tiada," tulis Google dalam satu posting blognya seperti dikutip New Scientist.

Google akan memeriksa apakah Anda meninggal sebelum mengeluarkan semua dokumen Google Anda dan semacamnya, atau melalui teks ke ponsel Anda yang mengingatkan titik putus 'ketidakaktifan" itu kian dekat.

Fitur ini jelas membantu karena selama ini keluarga pemiliki akun yang meninggal dunia sulit mengakses akun Gmail yang meninggal itu karena harus menunjukkan akta kematian dan bukti obrolan email untuk membuktikan ahli waris dan orang yang meninggal dunia saling mengenal.

Sumber : Antara

NASA Tantang Indonesia Ciptakan Aplikasi Luar Angkasa



JAKARTA, - NASA, lembaga luar angkasa Amerika Serikat, kembali mengadakan kompetisi International Space Apps Challenge di Indonesia. Ini merupakan kali kedua bagi NASA mengadakan kompetisi ini di Indonesia.

Masih sama dengan tahun lalu, dalam kompetisi tersebut NASA menantang para pengembang Indonesia untuk membuat aplikasi yang berhubungan dengan luar angkasa. 

Pihak NASA sendiri sudah menyiapkan beberapa topik aplikasi yang bisa dikerjakan oleh para pengembang. Total, ada 56 topik atau tantangan yang disediakan oleh NASA untuk para pengembang.

Acara ini dibuka oleh perwakilan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia dan perwakilan dari NASA, Ali Llewellyn, di @america Mal Pacific Place Jakarta, Sabtu (20/4/2013). Kedua perwakilan tersebut berharap aplikasi yang dibuat di kompetisi tahun ini lebih baik dari tahun 2012.

"Harapannya semakin lebih baik lagi dari tahun lalu," kata Llewellyn melalui percakapan konferensi video Skype.

Setelah pembukaan, acara akan dilanjutkan di kantor Freeware di kawasan Ampera, Jakarta Selatan. Di tempat tersebut, para pengembang akan menyusun program (coding) selama 24 jam.

Hasil karya mereka akan dipresentasikan di depan juri pada hari Minggu (21/4/2013) di @america. Pemenang dari kompetisi ini berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp 5 juta dan sebuah perangkat gadget dari pihak sponsor, SmartFren. Selain itu, terdapat juga hadiah dua gadget dari SmartFren bagi dua aplikasi favorit juri.

Pihak panitia juga akan memilih dua tim terbaik untuk diikutsertakan dalam ajang tantangan global.

Membludaknya peserta

Di tahun 2013 ini, NASA kembali menggandeng situs blog teknologi DailySocial sebagai penyelenggara Space Apps Challenge. Menurut pihak DailySocial, Rahmat Harlyadie, jumlah peserta yang mengikuti kompetisi International Space Apps Challenge Indonesia pada tahun 2013 ini melonjak jauh dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 ini, total terdapat 125 peserta yang mendaftar.

Sayangnya, tidak semua peserta yang mendaftar bisa datang ke Jakarta untuk mengikuti kompetisi tersebut. Oleh karena itu, pihak DailySocial menyediakan dua lokasi alternatif. Satu lokasi berada di Bandung dan satu lokasi lainnya berada di Surabaya.

Secara total, terdapat 30 peserta yang mengikuti ajang kompetisi ini di Jakarta.

Masih tidak bisa datang ke dua alternatif tempat tersebut? Jika masih tidak bisa hadir, pihak panitia menyarankan para peserta untuk mengikuti kompetisi ini secara virtual. Memang yang mengikuti acara ini secara virtual tidak bisa memenangkan hadiah yang disediakan panitia, tetapi setidaknya, para pengembang tersebut masih bisa menunjukkan kemampuannya kepada khalayak banyak. 


Sumber : kompas.com

Bing 5 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Malware


JAKARTA -- Sebuah perusahaan penguji antivirus asal Jerman, AV-Test, melaporkan bahwa hasil pencarian dengan mesin pencari Microsoft Bing menghasilkan lima kali lebih banyak laman yang mengandung malware dibanding search engine Google.

AV-Test, melakukan penelitian kepada beberapa mesin pencari selama 18 bulan, Google dan Bing termasuk didalamnya, seperti dilansirUbergizmo, Senin (15/4).

Dalam penelitian mengenai Google vs Bing, peneliti mengevaluasi hampir 40 juta situs hasil pencarian, dimana Bing menghasilkan situs yang mengandung malware lima kali lebih banyak dari Google.

Dari 10,9 juta situs dalam hasil pencarian mesin pencari Google, hanya 272 laman yang terdeteksi mengandung malware, sedangkan Bing menghasilkan 1.285 situs berbahaya.

Situs-situs berbahaya tersebut memiliki malware yang mengeksploitasi kerentanan keamanan yang ada, terlebih jika pengguna tidak memperbarui browser dan add-ons-nya. Pengguna yang selalu memperbarui browser dan add-ons risiko untuk terjangkit malware kian berkurang. Malware mengeksploitasi kerentanan keamanan PDF readers,web browser, dan add-ons yang tidak diperbaharui dengan versi baru.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memperbaharui browsermaupun add-ons. Update terkecil apa pun dapat mengurangi kerentanan terserang malware. Ini adalah pertempuran tidak pernah berakhir terhadap malware online, jadi selalu lebih baik untuk memperkuat pertahanan Anda.


Sumber : Antara